METODELOGI PENELITIAN
FAKTOR TERJADINYA AKSI DEMO DALAM PESTA DEMOKRASI DI SEKOLAH TINGGI
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK “WASKITA DHARMA” MALANG
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Wahyudi, Drs.,SE,MM
OLEH :
NAMA
: ZULPAKAR
KELAS
: Semester V-A
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
“WASKITA DHARMA” MALANG
Kata Pengantar
Pertama-pertama marilah kita
panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Allah SWT. karena dengan limpahan
Rahmat serta Hidayah-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan Metodelogi Penelitian
ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan oleh dosen pengampu dengan judul
” Aksi Demo Dalam
Pesta Demokrasi di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Waskita Dharma
Malang”.
Dan kedua kalinya tak lupa kita sampaikan
sholawat serta salam kita kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW. karna
dengan jerih payah beliaulah kita dapat bisa merasakan yang namanya nikmat
islam serta nikmat iman sampai saat ini.
Selanjutnya tak lupa saya
ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
di dalam penyusunan penelitian ini baik itu dalam bentuk materi maupun lain
sebagainya sehingga penelitian ini bisa selesai sebagaimana waktu yang telah di
tentukan. Harapan saya
semoga metodelogi penelitian ini nantinya bisa bermanfaat bagi kita semua
khususnya mahasiswa dan mahasiswi serta masyarakat pada umumnya. Dan kami berharap dengan adanya penelitian ini semoga kita mendapatkan ilmu yang lebih luas
dan bisa berguna bagi kita semua, amin.
Dan jika ada kesalahan
pengetikan, penyusunan, kata-kata, mohon saran/komentarnya para pembaca. Dan itu
sangat penting bagi kami untuk melakukan perbaikan dipenulisan penelitian selanjutnya.
Malang, 10 November 2016
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2
Identifikasi Masalah................................................................................................... 2
1.3
Batasan Masalah......................................................................................................... 2
1.4
Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
1.5
Tujuan Penelitian........................................................................................................ 2
1.6
Manfaat Penelitian...................................................................................................... 3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Demokrasi............................................................................................ 5
2.2 Unsur-Unsur Pendukung
Tegaknya Demokrasi.......................................................... 5
2.3 Aspek-Aspek
Dapat Dijadikan Landasan Untuk Mengukur Sejauh Mana Demokrasi Berjalan... 5
2.4 Pembuatan Keputusan................................................................................................. 6
2.5 Komunikasi Dalam Organisasi.................................................................................... 7
2.6
Saluran
Komunikasi Dalam Organisasi....................................................................... 7
2.7
Undang-Undang
Sisdiknas Tentang Pembentukan Organisasi................................... 8
BAB III
3.1 Metode Penelitian........................................................................................................ 9
3.2 Hasil Penelitian.......................................................................................................... 10
3.3 Dokumentasi Penelitian............................................................................................. 13
3.4 Kesimpulan................................................................................................................ 15
3.5 Saran.......................................................................................................................... 16
3.6 Kajian Pustaka........................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kesadaran mahasiswa akan pentingnya demokrasi
sekarang ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran mahasiswa Stisospol
Waskita Dharma Malang dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksakan
oleh komisi pemilihan umum mahasiswa (KPUM). Ini terlihat dari jumlah pemilih
yang tidak menggunakan hak pilihnya yang sedikit. Pemilihan umum ini langsung
dilaksanakan secara langsung untuk memilih presiden dan wakil presiden mahasiswa
serta anggota DPM, DPDM, di tahun 2016/2017.
Walaupun masih terdapat masalah yang timbul ketika waktu pelaksanaan. Tetapi
masih dapat dikatakan sukses karena acara pemilu raya atau biasa disebut acara
demokrasi mahasiswa terus berjalan lancar sampai titik penghitungan suara yang
layak lanjut menjadi Presma dan Wakapresma serta DPM dan DPDM.
Adapun masalah yang muncul ketika
akan dilaksanakannya pemilu raya waskita dharma malang. Yaitu beberapa para
mahasiswa mengadakan penyampaian aspirasinya melalui aksi demo para aliansi
mahasiswa. Secara praktik demokrasi yang ada memang terlihat sudah dilaksanakan
secara terbuka yaitu dari mahasiswa oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa. Namun
menurut para aliansi dalam pelaksanaan pemilu ini muncul penyimpangan
penyimpangan. Mulai dari masalah terbentuknya KPUM serta masalah administrasi
bakal calon sampai dengan yang berhubungan dengan pemilih. Sehingga para
aliansi melaksakan aksi demo pada hari H yaitu pada tanggal 31 oktober 2016 dilaksanakannya
pemilu. Dan ini merupakan masalah bagi mahasiswa ataupun pihak yang ada
dilembaga kampus itu sendiri.
Oleh karena itu pergerakan mahasiswa
dituntut mampu menunjukkan kadar intelektualnya.Gerakan Mahasiswa dapat berupa
upaya mahasiswa membangun suatu pemerintahan mahasiswa yang demokratis dimulai
dari kampusnya, membangun suatu pemerintahan
dengan mengedepankan intelektualitas bukan karena berani berbicara saja.
Gerakan mahasiswa harus menjadi gerakan ilmiah yang dibangun diatas basis
rasionalitas yang tangguh.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dianalisis
identifikasi masalahnya meliputi:
1.
Lembaga organisasi yang ada dikampus
dapat memberikan pelatihan berdemokrasi antara mahasiswa dengan lembaga dan
mahasiswa dengan mahasiswa.
2. Relevansi diantara
lembaga organisasi yang dibentuk oleh kampus.
1.3
BATASAN
MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh oleh
penulis maka adapun batasan dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada
penanaman dan pelatihan sikap demokrasi di kalangan mahasiswa meliputi :
1.
Pengaruh sikap kepemimpinan dalam
melaksanakan tugas masing-masing.
2.
Kebebasan berpendapat sebagai
mahasiswa didalam lingkungan kampus.
1.4 RUMUSAN
MASALAH
2. Apa saja penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dipemilu raya waskita dharma malang menurut para aliansi mahasiswa?
3. Apa penyebab terjadinya aksi demo
oleh para alianasi mahasiswa?
4. Bagaiaman tanggapan pihak lembaga
kampus dari penyampaian aspirasi oleh para aliansi mahasiswa?
5. Bagaimana tanggapan pihak BEM
mengenai pembentukan KPUM yang beritanya dibentuk secara ilegal?
6. Siapa saja yang ikut serta dalam
aksi demo tersebut?
7. Bagaimana kelanjutan pemilu raya di
waskita dharma malang?
1.5 TUJUAN
PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yakni:
1.
Untuk Mengetahui Apa saja penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dipemilu raya waskita dharma malang.
2. Untuk mengetahui apa penyebab
terjadinya aksi demo oleh para alianasi mahasiswa.
3.
Untuk mengetahui Bagaiaman tanggapan pihak lembaga kampus dan
pihak BEM mengenai pembentukan KPUM yang beritanya dibentuk secara ilegal.
4.
Untuk mengetahui Bagaimana kelanjutan pemilu raya di waskita
dharma malang.
5.
Untuk mengetahui bagaimana sukap mahasiswa
dan mahasiswi melaksanakan praktik demokrasi di kampus Waskita Dharma.
1.6 MANFAAT PENELITIAN
Adapula manfaat yang dapat diperoleh
dari penelitian ini adalah:
1.
Manfaat
Teoritik
a. Untuk
menambah pengetahuan terhadap tentang implementasi nilai demokrasi dalam
suatu kepemimpinan di organisasi.
b.
Sebagai
bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan dimasa yang
akan datang.
2.
Manfaat
Praktis
a.
Menambah
pemahaman terhadap mahasiswa dan mahasiswi pada umun mengenai pengetahuan tentang
demokrasi.
b.
Memberikan
pemahaman akan pentingnya demokrasi dalam berorganisasi dalam sebuah lembaga.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Konsep Dasar Demokrasi
2.1.1
Pengertian Demokrasi
Kata
demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos
yang berarti pemerintahan. Sehingga demokrasi dapat diartikan pemerintahan dari
rakyat dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
Adapun
menurut salah satu para ahli yaitu Koentjoro Poerbopranoto: Definisi Demokrasi Dia mengatakan bahwa demokrasi adalah sebuah sistem dimana
rakyat ikut berpartisipasi secara aktif dalam pemerintahan negara.
2.1.2
Bentuk Demokrasi
Dalam hal ini demokrasi terbagi dua secara umum, yaitu:
a.
Demokrasi langsung
Yaitu demokrasi yang mengambil arti demokrasi sebagai pengambilan keputusan
secara langsung tiap warga negara yang tanpa diwakili oleh siapapun. Artinya
adalah setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan
sehingga mereka memilih pengaruh langsung terhadap politik yang terjadi.
b.
Demokrasi tidak langsung
Yaitu demokrasi yang mengambil arti demokrasi sebagai pengambilan keputusan
oleh perwakilan warga negara. Artinya adalah demokrasi yang dilakukan oleh
masyarakat dalam setiap pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan
mengambil keputusan bagi mereka.
Negara
kesatuan republik indonesia sendiri menganut sistem demokrasi. Maka dari itu
kita dapat menjumpai di dunia pendidikan akan diajarkannya nilai-nilai
demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sisi inilah lembaga perguruan
tinggi mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi dengan cara pembentukan
oraganisasi internal kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan
Perwakilan Mahasiswa (DPM), serta Dewan Perwakilan Daerah Mahasiswa (DPDM).
Dengan
adanya organisasi-organisasi internal ini yang dibentuk secara pemilihan
langsung oleh para mahasiswa melalui pemilu raya yang diadakan oleh lembaga
edhok kampus yaitu KPUM. Maka ini membuktikan bahwa nilai demokrasi itu sudah
diimplementasikan secara langsung dari mahsiswa oleh mahasiswa dan untuk
mahasiswa itu sendiri.
2.2 Unsur-Unsur Pendukung Tegaknya Demokrasi
2.2.1
Berdasarkan Hukum (Aturan-Aturan
yang tertulis dan/atau tidak tertulis)
Memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan
peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan Hak Asasi Manusia
(HAM).
2.2.2
Masyarakat Madani (civil society)
Masyarakat madani atau civil society adalah masyarakat dengan
ciri-cirinya yang terbuka, egaliter, bebas dan dominasi tekanan negara.
Masyarakat madani merupakan elemen yang sangat signifikan dalam membangun
demokrasi.
2.2.3
Aliansi Kelompok Strategis
Komponen berikutnya yang dapat mendukung tegaknya demokrasi adalah adanya
aliansi kelompok strategis yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan
dan kelompok penekan atau kelompok kepentingan termasuk didalamnya pers yang
bebas dan bertanggung jawab.
2.3 Aspek-Aspek Dapat Dijadikan Landasan Untuk Mengukur Sejauh Mana Demokrasi
Berjalan, Yaitu:
2.3.1
Pemilihan Umum sebagai proses
pembentukan pemerintah, hingga saat ini pemilihan umum diyakini oleh banyak
kalangan ahli demokrasi sebagai salah satu instrumen penting dalam proses
pergantian pemerintah.
2.3.2
Susunan Kekuasaan Negara, yakni
kekuasaan negara dijalankan secara distributif untuk menghindari penumpukan
kekuasaan dalam satu tangan satu wilayah.
2.3.3
Kontrol Rakyat, yaitu suatu relasi
kuasa yang berjalan secara sistematis memiliki sambungan yang jelas, dan adanya
mekanisme yang memungkinkan kontrol dan keseimbangan (check and balance)
terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislatif.
2.4 Pembuatan Keputusan
2.4.1
Pengertian Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan seorang pimpinan. Kegiatan
ini memainkan peran penting, terutama bila seorang pimpinan melaksanakan fungsi
perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan –keputusan sangat penting dan
jangka panjang yang dapat dibuat pimpinan. Dalam proses perencanaan, pimpinan
memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya-sember daya
yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan setiap tugas yang
dibutuhkan. Seluruh proses perencanaanitu melibatkan pimpinan dalam serangkaian
situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan pimpinan akan
menetukan efektivitas rencana yang disusun.
2.4.2
Pembuatan Keputusan (decision
making)
Menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai
penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan
keputusan dari pembuatan pilihan (choice making) dan dari pemecahan masalah
(problem solving).
2.4.3
Tipe-Tipe Keputusan
Pembuatan keputusan dapat diartikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuat keputusan ini tidak hanya
dilakukan oleh pimpinan puncak, tetapi juga para pimpinan menengah dan lini
pertama. Setiap jabatan seseorang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat
pembuatan keputusan, bahkan untuk
pekerjaan rutin sekalipun dan dalam organisasi apapun.
Pimpinan akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan
kondisi dan situasi yang ada. Salah satu pengkelasifikasian keputusan yang
banyak digunakan adalah dengan menetukan apakah keputusan itu terprogram atau
tidak. Keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat dibawah
kondisi kepastian, risiko, dan ketidak pastian.
§ Keputusan
yang yang diprogram (programmed decision) adalah keputusan yang buat
berdasarkan kebiasaan, aturan atau prosedur. Setiap organisasi mempunyai
kebijakan-kebijakan tertulis atau tidak tertulis dalam pengambilan keputusan.
§ Keputusan
yang tidak diprogram (non-progremmed decision) adalah keputusan yang berkenaan
dengan masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa. Contoh-nya cara
pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi.
2.5 Komunikasi Dalam Organisasi
2.5.1
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi sebagai suatu proses dengan
mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan
berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan
organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut
rantai pertukaran informasi.
2.5.2
Komunikasi Organisasi
Menurut Raymond V. Lesikar telah menguraikan 4 (empat) faktor yang
mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi, yaitu saluran komunikasi
formal, struktur organisasi, spesialisasi jabatan dan apa yang disebut lesikar
sebagai “pemilikan informasi”.
2.6 Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
Pemahaman yang lebih baik tentang komunikasi organisasi dapat diperoleh
dengan memperlajari arah-arah dasar gerakannya yang tampak dengan
terbentuknya saluran-saluran komunikasi.
2.6.1
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai
rantai perintah. Fungsi utama komunikasi ke atas (upward communication) adalah
untuk mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang
terjadi pada tingkatan bawah.
2.6.2
Komunikasi Lateral atau Horizontal
komunikasi lateral atau horizontal
meliputi hal-hal berikut ini :
§ Komunikasi
di antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.
§ Komunikasi
yang terjadi antara dan di antara departemen-departemen pada tingkatan
organisasi yang sama.
2.6.3
Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang
diagonal rantai perintah organisasi.
2.7 Undang-Undang
Sisdiknas Mengenai Pembentukan Organisasi Internal Kampus.
Organisasi Mahasiswa
Internal-Kampus adalah Organisasi mahasiswa yang melekat pada pribadi kampus
atau universitas, dan memiliki kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi. Organisasi ini mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan secara mandiri,
dari pengelola perguruan tinggi dan atau dari Kementerian/Lembaga,Pemerintah
dan non pemerintah untuk memajukan program kerja serta kemajuannya lainya.
Bentuknya dapat berupa Ikatan Organisasi Mahasiswa, seperti Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM), Senat Mahasiswa tingkat fakultas dan Himpunan mahasiwa
jurusan(HMJ), Dan Para Ketua Tingkat. Kewenangan pengaturan sepenuhnya ada di
tangan pemimpin perguruan tinggi yang dituangkan dalam Statuta (UU No. 12 Tahun
2012).
·
Pasal 64 (3) Otonomi pengelolaan dibidang nonakademik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta
pelaksanaan:
a.
Organisasi;
b.
Keuangan;
c.
Kemahasiswaan;
d.
Ketenagaan; dan
e.
Sarana prasarana.
BAB III
3.1 Metodologi Penelitian
3.1.1 Desain
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat pengaruh berganda, yaitu
untuk mengetahui adanya pengaruh dari dua variabel independen terhadap satu
variabel dependen. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi
Waskita Dharma Malang.
3.1.2
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kampus
Waskita Dharma Malang
3.1.3
Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan kurang lebih
selama tiga hari.
Hari : jumat-minggu
Tanggal : 11-13 November 2016
3.1.4
Populasi dan Sampel
§ Populasi
Mahasiswa-Mahasiswi
waskita Dharma Malang tersebut menjadi populasi dalam penelitian ini namun
tidak akan dipakai semuanya dalam penelitian ini mengingat minimnya waktu dan
biaya peneliti oleh karena karena itu dipergunakan teknik sampling yang sesuai
dengan kemampuan peneliti.
§ Sampel
sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan
mapu mewakili populasi dalam penelitian.
3.1.5
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat pengaruh berganda, yaitu
untuk mengetahui adanya pengaruh dari dua variabel independen terhadap satu
variabel dependen. Subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa-Mahasiswi
Waskita Dharma Malang. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan
metode dokumentasi dan wawancara.
3.1.6
Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat
teknologi komunikasi seperti Handpone, dan juga alat tulis yang diperlukan.
3.2 Hasil Penelitian
Setelah
melakukan serangkaian wawancara, kami sebagai penulis memperoleh hasil sebagai
berikut:
3.2.1 Menurut
Beberapa Para Aliansi
1. Mengapa
anda dan kawan-kawan mahasiswa lainnya melakukan aksi demo pada hari pemilu
raya waskita dharma 2016?
·
Menurut X : “kami para aliansi
melakukan demo pada hari itu karena kami merasa bahwa hak progratif mahasiswa
diambil alih oleh pihak kampus, itu merupakan hak mahasiswa seakan-akan
dicabut. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembentukan KPUM. Seharusnya yang
membentuk KPUM adalah BEM. Akan tetapi dalam hal ini BEM sendiri tidak pernah
mengadakan kongres dan juga rapat membahas tentang pembentukan KPUM. Tapi
tiba-tiba lembaga edhok ini muncul, ini merupakan suatu hal yang bisa dikatakan
aneh. Dan ini mahasiswa dicederai oleh demokrasi yang tidak sebenarnya
demokrasi. Oleh karena itu kami menuntut agar demokrasi dilaksanakan
sebagaimana mestinya”.
2. seperti yang saya ketahui bahwa anda
merupakan salah satu anggota BEM pada tahun ini, akan tetapi mengapa anda
sendiri ikut serta dalam aksi demo tentang pembentukan KPUM yang ilegal menurut
para aliansi?
·
Menurut X : “Itu karena adanya
misskomunikasi diantara anggota BEM sehingga terjadi hal yang tidak kita
inginkan. Padahal pada saat itu kita sebagai anggota BEM meminta untuk segera
mengadakan kongres dengan DPM, DPDM, dan BEM untuk membahas aturan yang
sebagaimana semestinya. Namun dengan secara sepihak KPUM dibentuk dan dilantik
tanpa sepengetahuan dari mahasiswa dan BEM. Padahal yang harus membentuk dan
mengesahkan surat keputusan (SK) itu adalah BEM. Dan ini adalah sebuah
kecelakaan yang kita coba benahi”.
3. Dalam aksi
demo pemilu raya waskita dharma saya mendengar berita bahwa anggota BEM mendemo
PRESMA BEM, kenapa hal seperti ini bisa terjadi dalam organisasi anda?
·
Menurut X : “karena pada dasarnya
kita minimnya akan pengetahuan demokrasi yang sebenarnya dan kemudian mereka
yang hanya diam, melihat, dan menonton apa yang terjadi kemana alur yang
seharusnya bagaimana mahasiswa harus mencerna, menelaah, bagaimana mahasiswa memperjuangkan
haknya dan meluruskan apa yang seharusnya diluruskan. Dan saya bicara atas nama
sebagai mahasiswa dan mewakili mahasiswa berusaha menjelaskan sedikit tidaknya
mahasiswa itu tahu bagaimana alur demokrasi di internal kampus itu seperti apa”.
4. apakah ada
hubungan antara organisasi ekstra dengan lembaga kampus yang mengadakan pemilu
raya, karena pada hari aksi demo itu saya melihat orang yang bukan mahasiswa
waskita dharma ikut serta dalam aksi demo?
·
Menurut X : “organisasi ekstra yang
ada sama sekali tidak ada hubungannya dengan lembaga kampus yang mengadakan
pemilu. mengenai orang luar kampus yang ikut itu adalah anggota dari organisasi
ekstra untuk mengawasi para aliansi jika terjadi penyimpangan dalam demo. yang
ikut angkat bicara dalam aksi demo itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan
pemilu, akan tetapi dia mungkin sedikit emosi melihat pihak kampus tidak
mendengarkan suara aliansi mahasiswa”.
3.2.2
Menurut anggota KPUM
1. apakah
benar KPUM dibentuk secara ilegal?
·
Menurut X : “mengenai pembentukan
KPUM secara prosedur yang saya ketahui bahwa kami sudah terbentuk secara legal
atau resmi. Karena sebelum terbentuknya KPUM terlebih dahulu adanya keluar
informasi di mading untuk perekrutan
anggota KPUM terhadap mahasiswa yang minat. Dengan adanya pengumuman ini
sehingga kami masing-masing melengkapi semua persyaratan yang ada sehingga kami
bisa dibentuk dan diberikan surat keputusan (SK).
2. siapa yang
mengeluarkan informasi di mading mengenai akan adanya perekrutan calom
KPUM tahun 2016 dan siapa yang
mengeluarkan surat keputusan itu?
·
Menurut X : “Yang mengeluarkan
informasi mengenai perekrutan anggota KPUM adalah bapak presiden BEM melalui
perantara lembaga pihak kampus. Dan SK itu sendiri dikeluarkan dan disahkan
oleh ketua lembaga sekolah tinggi ilmu sosial dan ilmu politik waskita dharma,
yaitu pak Drs.Stef. Alam sutardjo, M.Si ”.
3. Dari
beberapa pihak anggota BEM mengatakan bahwa organisasi mereka tidak pernah
mengadakan kongres tentang pembentukan KPUM, akan tetapi anda mengatakan bahwa informasi
yang ada di mading kampus itu adalah dikeluarkan berdasarkan persetujuan pak
presma. Dan juga saya mendapatkan informasi kalau prosedur pembentukan KPUM
merupakan pelanggaran AD/ART BAB IV Pasal 26 tentang pembentukan komisi
pemilihan umum mahasiswa (KPUM). Apa alasannya ?
·
Menurut X : “memang benar pak presma
memberikan persetujuan tentang perekrutan anggota KPUM tahun 2016, semua itu
karena pak presma sering mengajak anggotanya untuk membahas AD/ART organisasi
BEM itu sendiri. Akan tetapi hanya beberapa orang yang datang dan ini
menyebabkan batalnya rapat yang telah ditentukan. Dan dibalik itu, kampus
sendiri diminta oleh DIKTI untuk melaporkan mengenai perkembangan kegiatan
organisasi internal kampus, sehingga pak presma dengan mendadak memutuskan
untuk pembentukan KPUM. Dan mengenai masalah AD/ART yang dilanggar dalam
pembentukan KPUM itu adalah AD/ART yang belum disahkan oleh pihak kampus”.
4. Bagaimana
kelanjutan pemilu raya di sekolah tinggi ilmu sosial dan ilmu politik waskita
dharma tahun 2016 ini?
·
Menurut X : “Pada hari
dilaksanakannya pemilu memang timbul aksi demo sehingga terjadi sedikit
kerucuhan sampai terjadi perpecahan dimana perpecahan itu terlihat antara
mahasiswa pihak aliansi dan mahasiswa yang hanya sebagai penonton. Disini kami
melihat bahwa pihak aliansi tidak terlalu banyak dan dengan berjalannya waktu
terjadilah perdamaian saling memaafkan antara para aktor aliansi mahasiswa
dengan pihak kampus. Sehingga acara pesta demokrasi pemilu raya sekolah tinggi
ilmu politik dan ilmu sosial Waskita Dharma malang tetap berlanjut samapai
tahap penghitungan suara bagi para calon kandidat”.
3.2.3
Menurut Bawaslu
1. Anda sebagai
pengawas langsung pemilu raya waskita dharma, apakah ada terjadi masalah yang
menyangkut dengan calon kandidat yang ada baik itu calon Presma dan Wakapresma
BEM, DPM, dan DPDM?
·
Menurut X : “Dalam acara pemilu
kemarin ada masalah yang muncul yaitu seorang calon kandidat wakil Presma ikut
serta dalam aksi demo para aliansi mahasiswa”.
2.
Dengan ikutnya salah satu calon
kandidat Wakapresma dalam aksi demo, apakah dia tetap lanjut sebagai wakapresma
dalam pemilihan itu?
·
Menurut
X : “dia tetap diikutkan dalam pemilu dan pasangannya mendapatkan suara
terbanyak. Itu artinya mereka lolos menjadi presma dan wakapresma tahun 2016/2017.
Akan tetapi mereka di diskualifikasi karena ini merupakan hal pelanggaran
aturan yaitu surat ketetapan tentang petunjuk pelaksanaan pemilu umum STISOSPOL
“Waskita Dharma” malang tahun 2016 BAB XIV Pasal 72 ayat 1 poin c dan f tentang
larangan dan sanksi”.
3.3
Dokumentasi
Penelitian
3.3.1 T abel Berita Acara Pemilu Presiden Mahasiswa dan
Wakil Presiden Mahasiswa STISOSPOL “Waskita Dharma” Malang 2016/2017:
No
|
Nama Calon
|
Suara Sah
|
Suara Tidak Sah
|
1
|
Nasoetion Abdillah & Siti
Sundusiah
|
72
|
31
|
2
|
Holifatul Liana & Diki Ardi
Prayoga
|
57
|
31
|
3
|
Saiful Anwar & Siti Fatimah
|
23
|
31
|
3.3.2 Tabel
Berita Acara Pemilu DPM :
NO
|
NAMA
|
SEMESTER
|
KELAS
|
SUARA SAH
|
1
|
Shanti Permata Sari
|
I
|
B
|
19
|
2
|
Putri Dwi Jayanti
|
III
|
A
|
13
|
3
|
Risna
|
III
|
B
|
11
|
4
|
Ika Farida Noviarti
|
V
|
A
|
17
|
5
|
Lalu Toni Wahyudi
|
V
|
B
|
13
|
6
|
Winadi
|
V
|
C
|
9
|
7
|
Robi Febrianto
|
VII
|
B
|
7
|
3.3.3 Tabel
Berita Acara Pemilu DPDM :
NO
|
NAMA
|
PROVINSI
|
SUARA SAH
|
1
|
Ach. Fauzi
|
Jawa Timur
|
71
|
2
|
Fitriani Armit
|
Kalimantan
|
7
|
Tabel diatas merupakan tabel yang diambil dari catatan para saksi dalam
acara pemilu raya STISOSPOL “Waskita Dharma” Malang pada tahun 2016/2017. Sudah
diterima oleh KPUM dan sudah diputuskan.
3.3.4 Gambar
Kegiatan Pemilu beserta para aksi aliansi.
3.3.5
Berkas-berkas sebagai dokumentasi dalam penelitian.
3.4
Kesimpulan
A.
Pengertian Demokrasi :
Demokrasi
adalah sebuah sistem dimana rakyat ikut berpartisipasi secara aktif dalam
pemerintahan negara. Demokrasi sendiri secara umum dapat dibedakan menjadi dua
yaitu, demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung.
B.
Unsur-Unsur Pendukung Tegaknya
Demokrasi
1.
Berdasarkan Hukum (Aturan-Aturan
yang tertulis dan/atau tidak tertulis)
2.
Masyarakat Madani (civil society)
3.
Aliansi Kelompok Strategis
C.
Pembuatan Keputusan
Pengertian
Pembuatan Keputusan :
Pembuatan
keputusan adalah bagian kunci kegiatan seorang pimpinan. Kegiatan ini memainkan
peran penting, terutama bila seorang pimpinan melaksanakan fungsi perencanaan.
D.
Aspek-Aspek Dapat Dijadikan Landasan
Untuk Mengukur Sejauh Mana Demokrasi Berjalan, Yaitu:
1.
Pemilihan Umum
2.
Susunan Kekuasaan
3.
Kontrol Rakyat.
penanaman
nilai demokrasi di sekolah tinggi ilmu sosial dan ilmu politik “Waskita Dharma”
malang sudah terlihat dalam pemilu raya di sekolah tinggi ilmu sosial dan ilmu
politik “Waskita Dharma” Malang. Nilai-nilai demokrasi sudah diterapkan dan
sudah berjalan secara terbuka dengan adanya pemilihan umum atau biasa disebut
pesta demokrasi mahasiswa. Karena para mahasiswa sudah menyalurkan suaranya
dalam pemilu raya yang sudah dilaksakan pada tanggal 31 oktober 2016.
Ada beberapa masalah yang muncul ketika diadakannya
pemilu raya di Waskita Dharma Malang. Seperti tentang pelanggaran prosedur
pembentukan KPUM. Namun, hal ini terjadi karena kurangnya komunikasi antara
pihak organisasi internal kampus dengan lembaga kampus serta terjadinya
misskomunikasi diantara organisasi yang ada dalam pengambilan keputusan
pembentukan KPUM, dan dalam penetapan dan pengesahan AD/ART lembaga organisasi
internal kampus.
3.5 Kajian Pustaka
1. A. Ubaedillah dan Abdul Rozak. 2008. Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Edisi
ke tiga Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Dan Masyarakat Madani. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
2. Suardi
Abubakar, dkk. 2000. Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan.
3. Sugiyono.
2010. Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
4. T. Hani Handoko.2013. Manajemen Edisi
ke dua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar